BAB I
PEMBAHASAN
A.
Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga (citizen journalism) adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga
biasa (bukan wartawan), atau keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu.
Konsep citizen journalism
didasarkan warga masyarakat (public citizens) yang berperan aktif dalam
proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Wikipedia).
Berita atau informasi yang
diproduksi jurnalis warga disebarluaskan melalui berbagai media, baik media
mainstream yang menyediakan ruang jurnalisme warga maupun media milik warga
sendiri, blog, majalah, buletin, radio komunitas, dan sebagainya.
B.
Istilah Jurnalisme Warga
Ada 9 alternatif nama
untuk Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) sebagaimana dikemukakan Mark
Glaser di Mediashift:
1.
Grassroots journalism Jurnalisme Akar Rumput
2.
Networked journalism: Jurnalisme Berjejaring
3.
Open source journalism:
Jurnalisme Sumber Terbuka
4.
Citizen media: Media Warga
5.
Participatory journalism: Jurnalisme Partisipasi
6.
Hyperlocal journalism: Jurnalisme Sangat Lokal
7.
Bottom-up journalism: Jurnalisme
Bawah-ke-Atas
8.
Stand-alone journalism:
Jurnalisme Mandiri
9.
Distributed journalism: Jurnalisme Terdistribusi
C.
Dasar-Dasar Jurnalisme
Warga
Jurnalistik adalah proses
penulisan dan penyebarluasan berita (news).
Karenanya, dasar pengetahuan dan keterampilan (knowledge and skill) jurnalisme warga adalah pemahaman
dan kemahiran menulis berita.
Dari dasar keterampilan
menulis berita ini nanti berkembang dengan kemampuan menulis karya jurnalistik
lainnya, seperi feature, artikel opini, foto jurnalistik, lalu jurnalistik
penyiaran (broadcast journalism alias jurnalistik radio dan televisi).
Jurnalis warga, dengan
demikian, mesti mengusai ilmu jurnalistik dasar ini (penulisan berita),
meliputi, antara lain:
1.
Pengertian berita
2.
Nilai berita (news values)
3.
Unsur-Unsur Berita (5W+1H)
4.
Struktur naskah berita
5.
Bahasa Jurnalistik atau Bahasa Media
6.
Etika penulisan berita (kode etik jurnalistik)
Selain itu, ada sejumlah
prinsip dasar jurnalisme warga yang harus diperhatikan. Salah satu tokoh
terkemuka pendukung CJ, Dan Gillmor dan JD Lasica mengemukakan lima prinsip
dasar jurnalisme warga (five basic principles of Citizen Journalism):
a.
Accuracy: Akurasi, ketepatan
b.
Thoroughness: Kecermatan, ketelitian
c.
Transparency: Transparansi, keterbukaan
dalam peliputan berita
d.
Fairness: Kejujuran
e.
Independence: Independensi, tidak
berpihak dan tidak terikat oleh kelompok mana pun.
Meski "hanya" jurnalisme
warga, berita yang dibuat mestilah akurat dari segi penulisan (redaksi) dan
konten (isi, substansi, falta, data). Karenanya, jurnalis warga memerlukan
verifikasi atau cek-ricek data. (www.romelteamedia.com).[1]
D.
Fungsi Citizen Journalism
1.
embuka ruang untuk komentar publik, dimana pembaca bisa
bereaksi, memuji, mengkritk, atau menambahkan bahan tulisan jurnalis
professional.
2.
Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel
yang ditulis jurnalis professional. Biasanya ada kontribusi pendapat dari luar
jurnalis, dimana foto kontributor akan ikut diterbitkan.
3.
Kolaborasi antara jurnalis professional dengan non jurnalis
yang memiliki kemampuan dalam materi/ bidang yang akan dibahas dalam artikel
tersebut, sebagai bantuan dalam peranan citizen journalism mengarahkan atau
memeriksa keakuratan artikel.
Gilmor mengatakan CJ
bukanlah konsep sderhana yang dapat diaplikasikan secara sederhana pada seluruh
organisasi pemberitaan. CJ memiliki konsep yang kompleks dengan beragam
variasi. JD Lasica, senior editor Online Journalism Review mengatakan, ada 6
kategori jurnalisme partisipasi, yaitu:
a.
Partisipasi khalayak dalam mainstream media.
Di Indonesia
praktik-praktik seperti ini juga telah banyak dilakkan baik di media cetak
(suratkabar maupun majalah), media elektronik (radio maupun televise) serta
media online. partisipasi ini dapat berbentuk: komentar khalayak (media online
biasanya menyediakan ruang untuk berkomentar berdampingan dengan beritanya,
radio dan tlevisi biasa menyediakan acara talkshow untuk memberikan kesempatan
khalayak menyampaikan komentar); forum diskusi pembaca/khalayak; kolom artikel;
juga termasuk foto, video, laporan yang dikirim oleh khalayak; serta
bentuk-bentuk kontribusi khalayak lainnya.
b.
Berita independen dan situs yang berisi informasi (weblog
individual maupun situs dengan tema khusus, misalnya situs yang menyediakan
berita kota).
c.
Situs dengan partisipasi penuh, di mana hampir semua
beritanya diproduksi olehreporter warga (citizen
reporters).
d.
Collaborate and Contributory media
sites.
e.
Media kecil lainnya, termasuk milis, email newsletter, dan
media digital lainnya.
f.
Situs penyiaran personal, yang memublikasikan penyiaran radio
maupun TV.
Sementara Steve Outing, senior
editor pada The Poynter Institute for Media Studies, mengklasifikasikan CJ
ke dalam 11 kategori:
1)
CJ yang membuka ruang untuk komentar publik, di mana pembaca
atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan jenis ini
bisa kita kenal sebagai ruang surat pembaca.
2)
Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel
yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya, pada sebuah
topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.
3)
Kolaborasi antara jurnalis porfesional dengan nonjurnalis yan
gmemiliki kemampuan dalam materi yang dibahas, sebagai bantuan dalam
mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang professional
nonjurnalis ini dapat juga menjadi contributor tunggal yang menghasilkan
artikel tersebut.
4)
Bolghouse warga. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita
tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut
pandangnya.
5)
Newsroom citizen transparency blogs, merupakan blog yang
disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, di mana pembaca
bisa memasukkan keluhan, kritik, atau pujian atas pekerjaan media tersebut.
6)
Stand-alone CJ sites, yang melalui proses editing. Sumbangan
laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal yang
dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan,
dan mendidik warga (kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak
untuk dilaporkan.
7)
Stand-alone CJ sites, yang tidak melalui proses editing.
8)
Gabungan stand-alone CJ journalism website dan edisi cetak.
9)
Hybrid: Pro+CJ. suatu kerja organisasi media yang
menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan journalis warga. Situs
OhmyNews, Radio Elshinta, atau Radio Mara FM bandung termasuk ke dalam kategori
ini. dalam OhmyNews, kontribusi berita tidak otomatis diterima sebagai sebuah
berita. Editor berperan dalam menilai dan memilih berita yang akan diangkat ke
halaman utama.
10) Penggabungan antara
jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, di mana website
membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan jurnalis warga.
11) Model Wiki, di mana
pembaca adalah juga edior. setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang
bisa memberi tambahan atau komentar yang terbit.
E.
Prinsip dasar citizen
journalism
- Pewarta (reporternya) adalah pembaca,
khalayak ramai, siapapun yang mempunyai informasi atas sesuatu.
- Siapa pun dapat
memberikan komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan
- Biasanya non-profit
oriented
- Masih didominasi oleh
media-media online
- Memiliki
komunitas-komunitas yang sering melakukan gathering
- Walaupun ada kritik,
tidak ada persaingan antarpenulis (reporter)
- Tidak membedakan
pewarta profesional atau amatir
- Tidak ada seleksi ketat
terhadap berita-beritanya
- Ada yang dikelola
secara profesional ada pula yang dikelola secara amatir, pembaca
dapat langsung berinteraksi dengan penulisnya melalui kotak komentar atau
e-mail.
Etika citizen journalism
kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai
berikut:
- Tidak menyebarkan
berita bohong
- Tidak mencemarkan
nama baik
- Tidak memicu konflik
SARA
- Tidak memuat konten
pornografi[2]
F.
Prinsip-prinsip
Jurnalistik
Ketika kran demokrasi
terbuka lebar, dan pers diberi kebebasan dan leluasa untuk mencari, menyaring,
mengolah dan menyebarkan informasi, ada sejumlah prinsip yang penting menjadi
pegangan setiap jurnalis.
Prinsip ini yang kemudian
menjadi rambu-rambu bagi seorang jurnalis dalam menjalankan tugas (dan
pengabdiannya). Itu semua terangkum dalam buku The Elements of Journalism, What
Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New York: Crown
Publishers), karangan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001).
- Kewajiban pertama
jurnalisme adalah pada kebenaran
Kewajiban para jurnalis
adalah menyampaikan kebenaran, sehingga masyarakat bisa memperoleh informasi
yang mereka butuhkan untuk berdaulat. Bentuk dan kebenaran jurnalistik yang
ingin dicapai ini bukan sekadar akurasi, namun merupakan bentuk kebenaran yang
praktis dan fungsional.
- Loyalitas pertama
jurnalisme adalah kepada warga (citizens)
Kesetiaan pertama jurnalis
harus diberikan kepada warga (citizens). Ini adalah implikasi dari perjanjian
dengan publik. Komitmen kepada warga bukanlah egoisme profesional. Kesetiaan
pada warga ini adalah makna dari independensi jurnalistik. Independensi adalah
bebas dari semua kewajiban, kecuali kesetiaan terhadap kepentingan publik.
- Esensi jurnalisme
adalah disiplin verifikasi
Sedangkan jurnalisme
berfokus utama pada apa yang terjadi, seperti apa adanya. Ada sejumlah prinsip
intelektual dalam ilmu peliputan: 1) Jangan menambah-nambahkan sesuatu yang
tidak ada; 2) Jangan mengecoh audiens; 3) Bersikaplah transparan sedapat
mungkin tentang motif dan metode Anda; 4) Lebih mengandalkan pada liputan
orisinal yang dilakukan sendiri; 5) Bersikap rendah hati, tidak menganggap diri
paling tahu.
- Jurnalis harus tetap
independen dari pihak yang mereka liput
Jurnalis harus tetap
independen dari faksi-faksi. Independensi semangat dan pikiran harus dijaga
wartawan yang bekerja di ranah opini, kritik, dan komentar. Jadi, yang harus
lebih dipentingkan adalah independensi, bukan netralitas. Jurnalis yang menulis
tajuk rencana atau opini, tidak bersikap netral. Namun, ia harus independen,
dan kredibilitasnya terletak pada dedikasinya pada akurasi, verifikasi,
kepentingan publik yang lebih besar, dan hasrat untuk memberi informasi.
- Jurnalis harus
melayani sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan
Jurnalis harus bertindak
sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan. Wartawan tak sekedar memantau
pemerintahan, tetapi semua lembaga kuat di masyarakat. Pers percaya dapat
mengawasi dan mendorong para pemimpin agar mereka tidak melakukan hal-hal
buruk, yaitu hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan sebagai pejabat publik
atau pihak yang menangani urusan publik. Jurnalis juga mengangkat suara
pihak-pihak yang lemah, yang tak mampu bersuara sendiri.
- Jurnalisme harus
menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari public
Apapun media yang
digunakan, jurnalisme haruslah berfungsi menciptakan forum di mana publik
diingatkan pada masalah-masalah yang benar-benar penting, sehingga mendorong
warga untuk membuat penilaian dan mengambil sikap.
- Jurnalisme harus
berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan relevan
Tugas jurnalis adalah
menemukan cara untuk membuat hal-hal yang penting menjadi menarik dan relevan
untuk dibaca, didengar atau ditonton. Untuk setiap naskah berita, jurnalis
harus menemukan campuran yang tepat antara yang kurang serius dan yang kurang-serius,
dalam pemberitaan hari mana pun.
- Jurnalis harus
menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional
Jurnalisme itu seperti
pembuatan peta modern. Ia menciptakan peta navigasi bagi warga untuk berlayar
di dalam masyarakat. Maka jurnalis juga harus menjadikan berita yang dibuatnya
proporsional dan komprehensif.
- Jurnalis memiliki
kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka
Setiap jurnalis, dari
redaksi hingga dewan direksi, harus memiliki rasa etika dan tanggung jawab
personal, atau sebuah panduan moral. Terlebih lagi, mereka punya tanggung jawab
untuk menyuarakan sekuat-kuatnya nurani mereka dan membiarkan yang lain
melakukan hal yang serupa.
Dalam perkembangan
berikutnya, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menambahkan elemen ke-10. Yaitu:
Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dengan
berita. Elemen terbaru ini muncul dengan perkembangan teknologi informasi,
khususnya internet. Warga bukan lagi sekadar konsumen pasif dari media, tetapi
mereka juga menciptakan media sendiri. Ini terlihat dari munculnya blog,
jurnalisme online, jurnalisme warga (citizen
journalism), jurnalisme komunitas (community
journalism) dan media alternatif. Warga dapat menyumbangkan pemikiran,
opini, berita, dan sebagainya, dan dengan demikian juga mendorong perkembangan
jurnalisme.[3]
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jurnalistik adalah proses
penulisan dan penyebarluasan berita (news). Karenanya, dasar pengetahuan dan
keterampilan (knowledge and skill) jurnalisme warga adalah pemahaman dan
kemahiran menulis berita.
Jurnalisme warga (citizen journalism) adalah aktivitas
jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa (bukan wartawan), atau keterlibatan
warga dalam memberitakan sesuatu.
Ada 9 alternatif nama
untuk Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) sebagaimana dikemukakan Mark Glaser
di Mediashift:
- Grassroots journalism
Jurnalisme Akar Rumput
- Networked journalism:
Jurnalisme Berjejaring
- Open source journalism:
Jurnalisme Sumber Terbuka
- Citizen media: Media
Warga
- Participatory journalism:
Jurnalisme Partisipasi
- Hyperlocal journalism:
Jurnalisme Sangat Lokal
- Bottom-up journalism:
Jurnalisme Bawah-ke-Atas
- Stand-alone
journalism: Jurnalisme Mandiri
- Distributed
journalism: Jurnalisme Terdistribusi.
B. Saran
Setelah
membaca dan memahami pokok pembahasan makalah ini, diharapkan pembaca mampu
dapat mengerti Apa itu Jurnalisme Warga dan Prisip Jurnaliastik. Dan semoga makalah ini
bisa menambahkan ilmu pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca, dan membawa
manfaat begitu banyak untuk menganalisis sebuah Jurnalisme Warga yang ada di sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
(Online),(http://books.google.ca/books?id=A1QdLpebfnIC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false), Diakses
Tanggal 25 November 2016
(Online),http://www.ihsanyunus.com/2014/02/prinsip-prinsip-jurnalisme.html?m=1, Diakses
Tanggal 25 November 2016
(Online),http://ayuhanaaa.blogspot.co.id/2015/10/citizen-journalism-jurnalisme-warga.html?m=1, Diakses
Tanggal 25 November 2016
[1](Online),(http://books.google.ca/books?id=A1QdLpebfnIC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false), Diakses Tnggal 25 November 2016
[3](Online),http://ayuhanaaa.blogspot.co.id/2015/10/citizen-journalism-jurnalisme-warga.html?m=,
Diakses Tanggal 25 November 2016.
0 komentar:
Posting Komentar