Minggu, 27 November 2016

KOMUNIKASI PERSON

BY Unknown No comments

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
      Komunikasi, sebagai proses pertukaran dan penyampaian pesan lahir dari suatu hubungan. Komunikasi terjadi di mana saja dan kapan saja. Komunikasi bisa ada dalam ranah mikro dan mikro. Mulai dari dua orang, misalnya dalam hubungan “pacaran” (sepasang kasih), antara beberapa orang (misalnya, dalam keluarga), antara banyak orang, misalnya dalam suatu sekolah ataupartai politik, hingga melibatkan banyak sekali orang atau melibatkan pihak dalam jumlah yang masif (komunikasi massa).
      Komunikasi sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia dapat mengekpresikan gagasan, perasaan, harapan dan kesan kepada sesama serta memahami gagasan, perasaan dan kesan orang lain. Komunikasi tidak hanya mendorong perkembangan kemanusiaan yang utuh, namun juga menciptakan hubungan sosial yang sangat  diperlukan dalam kelompok sosial apapun. Komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama sosial, membuat kesepakatan-kesepakatan penting dan lain-lain.
      Komunikasi pribadi atau (personal communication) adalah komunikasi seputar diri seorang, baik itu sebagai komunikator atau sebagai komunikan. Dalam tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi Intra personal dan komunikasi Interpersonal.
B.     Rumusan Masalah
      Dari latar belakang di atas, kemudian dirumuskan menjadi beberapa masalah, yang diantaranya adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Intrapersonal?
2.      Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal?
3.      Bagaimana hubungan Komunikasi Intrapersonal dengan Komunikasi Interpersonal?
C.     Tujuan Penulisan Makalah
      Adapun beberapa tujuan dari penulisan makalah adalah:
1.      Memahami pengertian Komunikasi Intrapersonal
2.      Memahami pengertian Komunikasi Interpersonal
3.      Memahami hubungan Komunikasi Intrapersonal dengan Komunikasi Interpersonal
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Komunikasi Intrapersonal
      Komunikasi Intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiranyang terjadi di dalam komunikator sendiri antara Self dan God. Komunikasi Intrapersonal merupakan keterlibatan internalsecara aktif dari individu dalam proses simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagidirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi Intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya  letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan atau obyek.
      Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi seputar diri sendiri, komunikasi jenis ini dilakukan ketika sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian diri kita sendiri. Hal tersebut membentuk landasan-landasan komunikasi kita dengan orang-orang atau beberapa faktor yang ada dalam lingkungan.[1]
Aktivitas dari komunikasi Intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah berdo’a, bersyukur, intropeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan interaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
      Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.

      Komunikasi yang berlangsung dalam diri kita, ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri kita sendiri dan kegiatan mengamati dan memberikan makna (Intellectual dan Emosional) kepada lingkungan kita.[2]
1.      Kepribadian Komunikasi Intrapesonal
Jadi, percaya atau tidak, komunikasi dengan diri sendiri yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya adalah dasar bagi pembentukan kepribadian. Komunikasi dalam diri merupakan dasar bagi tindakan selanjutnya dalam melakukan komunikasi terhadap orang lain. Pandangan tentang diri, konsep diri, akan memengaruhi bagaimana kita melihat orang lain, termasuk bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Dengan selesainya komunikasi Intrapersonal, ketika manusia melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya, ia masuk pada tataran Interpersonal.
Dalam berhubungan dengan orang lain, melalui komunikasi, orang dapat dilihat dari kemampuannya di bidang ini. Kita mengenal orang pendiam, tetapi juga ada orang yang sangat banyak bicara. Ini berkaitan dengan kepribadian pula, terutama berakibat sejauh mana komunikasi Intrapersonal membentuk karakternya. Ada orang yang sifatnya sangat terbuka, tetapi juga ada yang seakan sangat tertutup pada orang lain. Ini berarti tarik-menarik antara kata hati dan realitas luar memang selau terjadi. Orang yang pendiam biasanya merasa bahwa ia cukup berkomunikasi dengan dirinya. Artinya, jika orang tak banyak berkomunikasi dengan orang lain, sesungguhnya ia berkomunikasi dengan dirinya atau sebaliknya.[3]
2.      Proses komunikasi Intrapersonal
Komunikasi dalam diri bisa ditentukan oleh rangsangan dari dalam, seperti kontradiksi dalam tubuh dan jiwa maupun dari luar yang memunculkan reaksi-reaksi berupa pertanyaan di dalam dri. Dari luar, tiap orang menerima informasi dari luar. Maka, terjadilah proses pengolahan, penyimpanan, dan pengeluaran kembali setelah melalui komunikasi dalam diri.



      Proses komunikasi Intrapersonal yang kita bahas di atas juga merupakan proses pengolahan informasi ini, yang meliputi sensasi, persepsi, memori, dan proses berpikir.
a.       Sensasi adalah proses menangkap stimulan dan merupakan tahap paling awal dalam proses penerimaan informasi. Sensasi barasal dari kata sense yang berarti pengindraan, yang menghubungkan makhluk hidup dengan dunia luar (alam dan lingkungannya).
Ilmu psikologi mengenal da sembilan alat indra: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vertibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Perbedaan kapasitas alat indra ini menyebabkan perbedaan antara satu orang dan lainnya  dalam hal menentukan pilihan dan merespon situasi atau keadaan, misalnya selera musik, selera pekerjaan, tipe jodoh, dan lain-lain. Artinya, sensasi memengaruhi persepsi.
b.      Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
c.       Memori adalah sistem yang berstruktur, yang menyebabkan makhluk hidup sanggup merekam fakta tentangdunia dan menggunakan pengetahuan itu untuk mengarahkan atau mengontrol perilaku dan tindakannya. Setiap ada rangsangan dari luar yang masuk lewak indra kita, secara sadar atau tidak, ia akan direkam oleh kita.
d.      Proses berpikir menegenai bagaimana orang berpikir atau bagaimana orangmenarik kesimpulan. Misalnya: Berpikir(Autistik),yaitu sering disebut melamun, seperti kegiatan fantansi, mengkhayal. Dalam berpikir Autistik, orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastik. Dan berpikir (Realistis), disebut juga berpikir dengan nalar reasoning, yaitu berpikir dengan mengacu pada dunia nyata. Berpikir (CreativeThinking), komunikasi dalam diri yang kondusif akan melahirkan pribadi yang kreatif. Dalam hal ini,  berpikir kreatif akan menjadikan seseorang menghasilkan suatu karya yang dapat menjembatani keberadaannya dalam kehidupan karena dianggap orang lain sebagai penemu dan pencipta. Maka, ia akan banyak berhubungan dengan orang lain dan komunikasi Interpersonalnya juga akan membangun dirinya. Berpikir (Critical Thinking), orang yang banyak berpikir sebagai tindakan komunikasi Intrapersonal adalah orang yang banyak merenung, relektif, evaluatif dan tidak mudah menerima suatu hal  yang datang dari luar. Jadi, salah satu proses berpikir sebagai tindakan komunikasi Intrapersonal adalah pemikiran kristis.[4]

B.     Komunikasi Interpersonal
      Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi Interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.
      Komunikasi Interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu: komunikasi tatap muka (facetoface) dan komunikasi bermedia (mediatedcomunication).
      Komunikasi Interpersonal tatap muka berrlangsung secara dialogis sambil saling menatap hingga terjadi kontak pribadi (personal contact). Sedangkan komunikasi Interpersonal media adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon atau memorandum. Karena menggunakan alat, maka kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi.[5]
      Dalam interaksi juga terdapat simbol. Simbol diartikan sebagai suatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Interaksi sesama manusia dimediasi dengan menggunakan simbol, dengan interpretasi, dengan mengetahui makna tingkah laku orang lain (stimulus dan respons dalam tingkah laku manusia).
      Di situlah terjadi proses komunikasi. Komunikasi Interpersonal didefisinikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
      Dari defisinisi tersebut, komunukasi Interpernal bisa berlangsung antara dua orang yang sedang  berdua-duaan , seperti suami istri yang sedang berbincang-bincang, bisa terjadi antara dua orang yang saling bertemu, misalnya antara seorang mahasiswa dan dosen pembimbing skripsi.[6]
      Komunikasi antarpribadi lebih efektif berlangsung jika berjalan secara dialogis, yaitu antara dua orang saling menyampaikan dan memeberi pesan secara timbal balik. Dengan komunikasi dialogis, berarti terjadi interaksi yang hidup karena masing-masing dapat berfungsi secara bersama, baik sebagai pendengar maupun pembicara. Keduanya memasukkan pesan dan informasi, keduanya saling memberi dan menerima. Kemungkinan munculnya pengertian bersama (mutualunderstanding) dan empati lebih besar karena keduanya saling berada berdekatan, bisa melihat mimik muka, tatapan mata serta bahasa tubuh. Karena kedekatan ini, juga terjadi empati dan rasa saling menghormati, bukan karena perbedaan ekonomi, melainkan masing-masing adalah manusia yang tampak di hadapan mata.
      Meskipun demikian, suasana komunikasi dialogis tidak selalu sesuai yang diharapkan bahwa akan selalu terjadi kesetaraan dan saling memberi menerima secara adil. Umumnya, akan terjadi keakraban dan kesederajatan di antara orang-orang yang memiliki kesamaan, yang disebut kesamaan bidang pengalaman. Misalnya, bidang pendidikan (sesama mahasiswa), pekerjaan, hobi, ideologi, dan lain-lain.[7]
C.     Hubungan Komunikasi Intrapersonal dengan Komunikasi Interpersonal
      Secara nyata berbeda dengan komunikasi Interpersonal, komunikasi antarpribadi membutuhkan satu proses interaksi dengan orang lain. Jika kita terbiasa memendam sesuatu dan tidak ekspresif, kemungkinan kita juga kesulitan untuk menjalankan komunikasi dengan orang lain.
      Tidak mudah berbicara dengan orang lain, tetapi juga tidak enak rasanya jika hanya mendengarkan saat kita sedang bertemu dan berdekatan orang. Terlalu banyak diam bisa divonis bodoh atau tidak punya bahan untuk dibicarakan biasanya identik dengan pengetahuan yang sedikit dan kurang wawasan. Situasi untuk diam dan tak banyak bicara memang tak akan menimbulkan masalah jika kita tidak punya kepentingan dengan orang tersebut meskipun kita divonis kurang ekspresif alias cuek pada orang lain.
      Kita perlu menyampaikan pesan kepada orang lain saat kita sangat mengiginkannya, bahkan sangat inginnya anda menyampaikan pesan kepada orang lain, anda akan memilih tindakan yang paling efektif dan bermakna dalam menyampaikanpesan tersebut.
      Selain itu, proses komunikasi Intrapersonal menuju Interpersonal itu di lancarkan oleh situasi yang ada. Misalnya, jelas-jelas anda tidak terima jika kaki Anda terinjak pada saat naik bus kota yang penuh sesak, tetapi belum tentu anda menegur orang yang menginjak kaki anda. Bisa jadi anda berguman dalam hati (komunikasi Intrapersonal). Namun, terkadang anda juga menegurnya (komunikasi Interpersonal), menyampaikan pesan kepadanya, “Hati-hati dong kalau berdiri, enak aja injak-injak kaki orang”.

      Keinginan yang kuat dan tertahan itu menimbulkan rasa sakit. Oleh karenanya, komunikasi dengan orang lain (Interpersonalcommunication) itu adalah kegiatan yang sangat bermanfaat, menyehatkan dan merupakan suatu proses yang harus dilakukan. Kita harus mampu mengungkapkan keinginan kita pada orang lain. Kita harus mempelajari tehniknya agar efektif, lancar, bermakna, dan berhasil.
      Komunikasi Intrapersonal, seperti membiarkan kegagalan mengungkapkan sesuatu dan kegeglan kebutuhan yang menimbulkan tindakan berbicara pada diri sendiri, memang bukan semata-mata suatu hal yang negatif. Yang jelas bisa berefek positif dan negatif. Positifnya tidak jarang melahirkan pemikiran kritis, reflektif, dan evaluatif yang sering disalurkan dalam karya dan mengasah proses berpikir yang kaya. Akan tetapi negatifnya adalah melemahkan jiwa, membiasakan diri pasrah, dan melatih menjadi minder dan kadang bisa membuat orang menutup diri, dan yang jelas butuh saluran untuk mengurangi tekan-tekanan yang ada. Ya, jika salurannya positif atau negatif, tentu akan melahirkan destruksi , baik pada diri sendiri maupun hubungan.[8]













BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
      Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi seputar diri sendiri, komunikasi jenis ini dilakukan ketika sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian diri kita sendiri. Hal tersebut membentuk landasan-landasan komunikasi kita dengan orang-orang atau beberapa faktor yang ada dalam lingkungan.
      Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi Interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.
      Komunikasi Interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu: komunikasi tatap muka (face to face) dan komunikasi bermedia (mediated comunication).
      Tidak mudah berbicara dengan orang lain, tetapi juga tidak enak rasanya jika hanya mendengarkan saat kita sedang bertemu dan berdekatan orang. Terlalu banyak diam bisa divonis bodoh atau tidak punya bahan untuk dibicarakan biasanya identik dengan pengetahuan yang sedikit dan kurang wawasan. Situasi untuk diam dan tak banyak bicara memang tak akan menimbulkan masalah jika kita tidak punya kepentingan dengan orang tersebut meskipun kita divonis kurang ekspresif alias cuek pada orang lain.
      Keinginan yang kuat dan tertahan itu menimbulkan rasa sakit. Oleh karenanya, komunikasi dengan orang lain (Interpersonal communication) itu adalah kegiatan yang sangat bermanfaat, menyehatkan dan merupakan suatu proses yang harus dilakukan.
B.     Saran
      Semoga setelah membaca dan memahami pokok pembahasan makalah ini, diharapkan pembaca mampu dapat menerapkan dalam proses berkomunikasi Intrapersonal dan Interpersonal secara efektif.


DAFTAR PUSTAKA
Nurani Soyomukti, 2010, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media)
Jalaluddin Rakhmat, 2003, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya)
Komunikasi Intrapersonal, (Online), (https://id.m.wikipedia.org/wiki.com), diakses tanggal, 12 Oktober 2016
Komunikasi Interpersonal, (Online), (https://id.m.wikipedia.org/wiki.com), diakses tanggal, 12 Oktober 2016



[1]Komunikasi Interpersonal, (Online), Https://id.m.wikipedia.org/wiki.com, diakses tanggal, 12 Oktober 2016
[2]Ibid,
[3]Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), 105
[4]Ibid, Hal 111-119
[5]Komunikasi Interpersonal, (Online), Https://id.m.wikipedia.org/wiki.com, diaksestanggal, 12 Oktober 2016
[6]Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), 143
[7] Ibid,
[8]Jalaluddin Rakhmat, PsikologiKomunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 145

0 komentar:

Posting Komentar