Kamis, 21 September 2017

Aksi KKN Iai Tabah 2017 (Dusun Bonten)

BY Unknown No comments


PELATIHAN DASAR KEWIRAUSAHAAN & PEMBUATAN JAGUNG MARNING OLEH IBU – IBU FATAYAT DAN MUSLIMAT DUSUN BONTENDESA BRUMBUN, KECAMATAN MADURAN, KABUPATEN LAMONGAN

Oleh:
Team Work KKN PAR dusun Bonten 2017, dkk

Abstrak  :Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kami kepada masyarakat dusun Bonten desa Brumbun  selama satu bulan yaitu mulai tanggal  7 Agustus hingga 7 September 2017, kami menemukan beragam fenomena yang kemudian kami ambil dari fenomena yang sesuai dengan tujuan pemberdayaan KKN PAR 2017 sebagai fokus penelitian dalam melengkapi penyusunan laporan KKN PAR ini. Kami menemukan sebuah masalah terkait dengan hasil panen jagung yang sangat melimpah namun langsung di jual kepada para tengkulak tanpa ada pengolahan terlebih dahulu yang seharusnya itu bisa membuat hasil panen jagung bisa bernilai lebih tinggi.
  Jagung akan bernilai jual tinggi apabila sebelum penjualan terlebih dahulu dilakukan pengolahan. Hal ini berdasarkan observasi yang telah kami lakukan berkaitan dengan kurangnya pemberdayaan kepada masyarakat dusun Bonten di bidang kewirausahaan khususnya ibu-ibu masyarakat masyarakat. Ibu-ibu yang ada di dusun Bonten kurang mengerti, kurang memahami dan kurang berpengalaman dalam mengolah jagung supaya bisa bernilai lebih tinggi. Mereka hanya ingin setelah panen langsung di jual ke pada para tengkulak sehingga mereka bisa langsung mendapatkan uang . Padahal, jagung itu bisa dijadikan berbagai macam jenis makanan ringan atau makanan camilan yang dikemas seperti snack kripik, krupuk dan lainya. Lain dari pada itu, tidak sedikit warga dusun Bonten ataupun ibu-ibu Fatayat dan Muslimat dusun Bonten yang setelah menempuh bangku sekolah tidak melanjutkan ke jenjang peguruan tinggi negeri maupun swasta, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar desa, membantu orang tuanya untuk bertani dan merantau ke luar pulau jawa. Dari sinilah kemudian kami mengadakan progam pemberdayaan masyarakat terhadap ibu-ibu Fatayat dan Muslimat dusun Bonten yang dikemas dalam program acara pelatihan dasar kewirausahaan dan pembuatan jagung marning yang di dasari atas kemauan dari ibu-ibu masayarakat dusun Bonten.
   Adapun progam pemberdayaan masyarakat pelatihan dasar kewirausahaan dan pembuatan jagung marning ini kami laksanakan  dengan proses konsoidasi untuk menghasilkan keputusan bersama-sama masyarakat dusun Bonten, pertama pada tanggal 28 Agustus 2017 kita mengajak seorang tokoh masyarakat yang bernam pak Subhan untuk mendiskusikan tentang bagaimana aksi yang tepat yang harus di dusun Bonten ini, kemudian kita ajak ibu-ibu tetangga posko untuk membahas tentang aksi pelatihan dasar kewirausahaan dan pembuatan jagung marning.




Kata kunci : Pelatihan Dasar Kewirausahaan, Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat, Jagung Marning

Latar Belakang
Dalam kondisi perekonomian yang semakin sulit, kemampuan berwirausaha merupakan suatu hal yang sangat diperlukan. Kewirausahaan tidak hanya dapat dipahami sebagai kemampuan untuk membuka usaha sendiri. Namun lebih luas lagi, kewirausahaan dapat dimaknai sebagai momentum untuk mengubah mentalitas, pola pikir dan perubahan sosial budaya. Pengertian kewirausahaan sendiri adalah kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya.
Menurut Sudhamek AWS, entrepreneur adalah orang yang mampu melihat peluang, berani mengambil peluang dan mampu mewujudkan peluang tersebut. Kemampuan seperti itu sangat relevan untuk semua orang yang ingin berhasil dalam dunia kerja. Selain itu, entrepreneur yang sukses memiliki banyak karakter positif seperti kreatif dan inovatif, berani mengambil resiko, tangguh menghadapi tantangan, serta jujur pada diri sendiri dan orang lain. Peran wirausaha adalah memperbaharui dengan merusak secara kreatif (creative destruction maker) dengan keberanian melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan. Peran lain dari wirausaha adalah sebagai inovator (innovator) yang menghadirkan hal-hal baru di masyarakat. Juga mengambil dan memperhitungkan risiko (risk calculator). Wirausaha juga berperan mencari peluang dan memanfaatkannya (opportunity seeker and exploiter). Serta menciptakan organisasi baru (organization maker). 2 Selanjutnya hasil karya wirausaha itu sendiri adalah untuk menghasilkan sumberdaya baru yang sejahtera dan juga dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya yang ada untuk menciptakan kesejahteraan bersama, kewirausahaan dapat berjalan dengan baik jika pelaksananya memiliki karakteristik pribadi wirausaha. Dalam mengembangkan antara wirausaha dan inovasi, wirausaha adalah orang yang melakukan inovasi sedangkan orang yang tidak sedang melakukan inovasi dianggap tidak melakukan peran sebagai wirausaha. Dan inovasi itu sendiri mempunyai pengertian yang sedikit lebih spesifik, yaitu suatu usaha untuk menciptakan perubahan yang terfokus dan disengaja di bidang ekonomi atau potensi sosial suatu organisasi. Di tengah himpitan ekonomi yang semakin besar dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit, kewirausahaan dirasakan sebagai jalan yang paling efektif untuk membangkitkan kembali kehidupan perekonomian masyarakat. Menurut David McClelland, suatu negara dapat menjadi makmur jika sedikitnya memiliki dua persen wirausahawan dari jumlah penduduknya. Sedangkan menurut data statistik BPS tahun 2012 Indonesia baru memiliki 3,774 juta orang atau 1,56 persen wirausahawan dari jumlah penduduk Memang jumlah tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun belum memenuhi jumlah minimal yang diperlukan. Untuk itu Indonesia perlu secara serius mempersiapkan lahirnya generasi wirausahawan sebab para wirausahawan inilah yang akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi Indonesia.
    Dusun Bonten terdapat kurang lebih 150 KK,  Pada umumnya masyarakat dusun Bonten khusunya ibu-ibu Fatayat dan Muslimat dusun Bonten sudah tau dan mempunyai ketrampilan yang dapat mereka gunakan untuk berwirausaha, contohnya ketrampilan membuat krupuk, ketrampilan mengolah ubi-ubian, ketrampilan membuat pisang goreng, Namun pada kenyataannya banyak masyarakat dusun Bonten yang bekerja sebagai buruh atau malah menjadi pengangguran.  Jumlah pengangguran yang semakin meningkat tentunya akan menjadi beban bagi negara. Untuk itu peserta KKN PAR dusun Bonten tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan saja, tapi juga perlu memberikan pelatihan yang sesuai untuk menumbuhkan kompetensi kewirausahaan pada masyarakat dusun Bonten. Tentunya pelatihan kewirausahaan yang diberikan pada masyarakat dusun Bonten ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ekonomi masyarakat dusun Bonten, yang mayoritas sebagai seorang petani dan data yang kami peroleh dari berbagai pihak, kami menemukan beberapa permasalahan, yaitu:
Lemahnya pemahaman tentang kewirausahaan
Ibu-ibu yang hanya beraktifitas di ladang atau mengurus rumah tangga
Belum adanya wadah untuk ibu-ibu mengaktualisasikan keahlian mereka dalam mengolah makanan
Belum meratanya pembangunan yang ada

Kegunaan atau Tujuan
Tujuan Pelatihan Dasar Kewirausahaan Dusun Bonten
Tujuan Pelatihan Dasar Kewirausahaan Masyarakat Dusun Bonten, utamanya Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat yang ada di dusun tersebut, adalah:
Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat mampu memahami pentingnya berwirausaha
Memberikan peluang kepada Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat untuk berkreasi dalam hal olahan makanan, selain beraktifitas di ladang atau merawat rumah dan anak mereka
Mengembangkan industri kecil dan menengah yang ada di dusun Bonten, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi tumbuhnya tenaga kerja mandiri sebagai cikal bakal munculnya wirausaha baru
Pemerataan pembangunan, agar tidak berpangku pada dana dari pemerintah atau warga perantauan.

Kerangka Teori
Pengertian Kewirausahaan
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugastugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Dari beberapa konsep yang ada, setidaknya terdapat 6 hakekat penting kewirausahaan. Di antaranya :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994). Modul Pembelajaran Kewirausahaan 17
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut, maka definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” ( Pekerti, 1997

Buku-Modul-Kuliah-Kewirausahaan1.pdf DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN “kewirausahaan”

Langkah-langkah Pelatihan Dasar Kewirausahaan
    Langkah-langkah Pelatihan Dasar Kewirausahaan yang kami lakukan kepada ibu-ibu Fatayat dan Muslimat dusun Bonten, adalah:
Mengetahui karakteristik masyarakat setempat, baik sosial maupun budaya
Mengumpulkan informasi mengenai sumber daya yang ada, baik itu sumber daya alam maupun manusia
Mencari mitra atau dukungan kepada tokoh masyarakat setempat, untuk membantu kegiatan pelatihan
Bersama masyarakat berdisikusi akan masalah yang ada di tempatnya, serta berusaha mencari pemecahan atas masalah yang ada
Membangun rasa persatuan diantara warga
Menyusun rencana aksi
Pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan

Dinamika Proses Aksi Kegiatan Pelatihan
Berdasarkan permasalahan yang ada, kami tergerak untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan dengan mengambil tema yaitu “Pelatihan Dasar Kewirausahaan dan Pembuatan Jagung Marning Oleh  Ibu-ibu Fatayat dan Muslimat Dusun Bonten.”
Mengurai Problematika di Dusun Bonten
Permasalahan merupakan kesenjangan atau ketimpangan yang terjadi antara teori dengan aplikasi, harapan dengan kenyataan, dan pengetahuan dengan realitas yang ada. Pada hakikatnya, permasalahan atau persoalan semestinya membutuhkan solusi, yang kemudian dengan solusi itu dapat menyelesaikan  permasalahan tersebut.
Salah satu instrumen yang digunakan untuk memberikan solusi penyelesaian permasalahan atau persoalan-persoalan yang berkembang dalam  masyarakat adalah dengan melakukan penelitian berbasis Participatory Action Research (PAR) yang selama ini telah dilaksanakan oleh Instutut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) selama 12 tahun tepatnya sejak tahun 2004 sampai sekarang. Dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2017 ini diselengarakan serempak di kecamatan Maduran Lamongan, dan dari kelompok kami mendapatkan bagian di Dusun Bonten Desa Brumbun Maduran Lamongan.
Selama satu bulan kami berada di Dusun Bonten Desa Brumbun Maduran, kami menemukan berbagai permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut kami uraikan dalam Matrik Rangking, dan kami ambil beberapa masalah yang berada pada empat rangking teratas, diantaranya adalah:

Masyarakat Bonten belum mampu mengolah hasil panen
Hama putih pada jagung
Terlalu mahalnya biaya panen
Kurang jelasnya kehadiran dan harga yang dipatok oleh tengkulak
Pengairan sawah dan tegal masih kurang optimal
Berangkat dari beberapa permasalahan yang tersebut di atas, kemudian kami ambil salah satu dari permasalahan sebagai fokus penelitian dalam melengkapi penyusunan laporan KKN PAR 2017. Permasalahan yang kami jadikan fokus penelitian tersebut berdasarkan  hasil observasi dan interview yang mendalam dengan berbagai pihak, antara lain: Kepala Desa, bapak Subhan, ibu Siti Qomariyah, Ibu-ibu Fatayat, Muslimat, dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Dusun Bonten. Beliau telah banyak memberi informasi dan bantuan kepada kami peserta KKN PAR 2017.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan dengan Kepala Desa, bapak Subhan, ibu Siti Qomariyah, Ibu-ibu Fatayat, Muslimat, dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Dusun Bonten, kami pun mengajak pihak-pihak tersebut untuk merencanakan kegiatan pelatihan yang akan kami laksanakan. Dengan persetujuan dan dukungan dari pihak inilah, kami sekelompok optimis untuk melaksanakan kegiatan pelatihan tersebut, dengan harapan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik yang pada akhirnya dapat mendatangkan manfaat bagi perkembangan ibu-ibu Fatayat dan Muslimat Dusun Bonten desa Brumbun, khususnya bagi perkembangan Desa ke arah yang lebih maju.

Dinamika dalam Proses Pelatihan yang akan dilaksanakan
Dalam proses pelatihan yang akan kami laksanakan, kami peserta KKN PAR Dusun Bonten melakukan beberapa tahapan:
Penggalian Data dan Informasi Desa
Pada tahap ini, kami berusaha menggali informasi lanjutan dengan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat dusun Bonten melalui keikutsertaan kami dalam berbagai kegiatan yang diadakan warga dan membaur saat warga beraktifitas sehari-hari. Kami mencari data mengenai sumber daya yang ada di sana yang dapat dijadikan sebagai faktor pendukung dalam kegiatan pemberdayaan yang akan dilakukan.
Analisis Data atau Permasalahan
Mulai pada tahap ini, kami mencoba menganalisis berbagai permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat dusun Bonten. Mulai dari permasalahan sosial, ekonomi,  sampai pada permasalahan pendidikan anak-anaknya. Kami diskusikan bersama kelompok untuk menganalisis berbagai permasalahan yang ada.
Dari informasi yang telah kami kumpulkan, menunjukkan bahwa benar didusun Bonten banyak masyarakanya yang hanya bekerja sebagai petani dan buruh saja tanpa mengenal pentingnya berwirausaha yang seharusnya mereka bisa memanfaatkan dari hasil pertanian jagung yang sangat melimpah. Karena petani selalu menanam jagung di ladang mereka. Sehingga dapat menghasilkan jagung yang melimpah. Selain itu juga adanya harapan dari KKN di Dusun Bonten untuk menunjang ekonomi masyarakat Bonten yang tak harus merantau untuk dapat berpenghasilan lebih
Penentuan Permasalahan yang Akan Diangkat dan Konfirmasi Pihak Terkait
Sampai pada tahap ini, kami bersama masyarakat memilah dan memilih permasalahan mana yang sangat fital yang bisa kami angkat sebagai program pemberdayaan kami. Sehingga diperolehlah masalah yang paling inti dan membutuhkan penyelesaian, yaitu mengenai pemberdayaan ibu-ibu Fatayat dan Muslimat untuk menanamkan akan pentingnya berwirausaha dengan memanfaatkan hasil panen berupa jagung.

.
4)  Planning Pemecahan Solusi dan Pemberian Program
Pada tahap ini, kami berdiskusi, sharing, musyawaroh, dan bertukar pikiran antar sesama anggota kelompok beserta ibu-ibu untuk mencari pemecahan masalah sekaligus merencanakan program yang akan kita jalankan bersama. Dalam proses ini juga kami mencari seseorang yang dapat kami jadikan sebagai narasumber dalam program pelatihan yang akan kami laksanakan.
Action (Tindakan) atau Pelaksanaan Program
Pada tahap ini kami merealisasikan program pemberdayaan yang telah kami tentukan. Semua rancangan yang telah kami persiapkan dan susun kami tuangkan dalam kegiatan yang dapat melatih dan membina ibu-ibu Fatayat dan Muslimat terkait pentingnya bewirausahaan dan mengolah hasil panen jagung yang ada di desa mereka.

Kegiatan aksi yang kami lakukan sebagai berikut:
Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fatayat dan Muslimat (FATMUS)
Kelompok usaha bersama ibu-ibu Fatayat dan Muslimat yang kemudian di beri nama (fatmus) ini terdiri dari ibu-ibu Fatayat dan Muslimat Dusun Bonten yang nantinya akan dibentuk sebuah struktur kepengurusan yang akan mengelola usaha pengolahan hasil panen masyarakat dusun Bonten itu. Tak lupa kami pun juga ikut ambil bagian dalam usaha pembinaan ibu-ibu tersebut..
Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Jagung Marning
Mulai tanggal 7 Agustus 2017, kami telah memulai mencari serta  mengobservasi potensi lahan yang ada di Dusun Bonten.Program dilanjutkan pada tanggal 2 september dengan mengadakan pendampingan ibu-ibu dalam mengolah jagung menjadi jagung goreng marning. Dalam kegiatan ini, kami menyodorkan salah satu anggota kami yang berpengalaman dibidang itu yang bernama Umatin untuk menjadi narasumber dalam pengolahan jagung  menjadi jagung marning.Untuk mengolah jagung mentah menjadi jagung marning, bahan yang dipersiapkan adalah:
Untuk mengolah jagung mentah menjadi jagung marning, bahan yang dipersiapkan adalah:
jagung
Abuk/ gamping
Garam
micin
Bawang putih
Minyak goreng
Perasa sambal balado dan balado ijo
Caranya:
Jemur jagung pilihan yang masih mentah di bawah terik sinar matahari langsung hingga benar-benar kering.
Siapkan panci ukuran besar rebus jagung dan beri gamping menggunakan tungku  dan kayu bakar dengan api yang stabil, beberapa menit sesekali diaduk untuk menghasilkan kematangan yang merata.
Setelah matang cuci jagung hingga bersih
Taburi garam dan penyedap rasa secukupnya
Setelah minyak diatas wajan panas, goreng jagung, untuk beberapa menit sesekali jagung di aduk biar kematanganya merata.
Setelah mau matang irisi dengan bawang putih lebar-lebar
Angkat dan tiriskan.
Setelah dingin, taburi bumbu rasa balado setelah itu jagung siap di bungkus dan di pasarkan.

Setelah program ini kami adakan, ibu-ibu sudah mulai mahir dalam mengolah jagung. Selanjutnya pengolahan jagung kami serahkan pada ibu-ibu untuk setiap sebulan sekali kami akan meninjau bagaimana perkembangan dari usaha yang telah dijalankan oleh ibu-ibu fatayat dan muslimat dusun Bonten.

Refleksi
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan keinovasian adalah berbuat sesuatu yang baru. Ada beberapa alasan mengapa seseorang berminat berwirausaha yaitu alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan memenuhi diri.
Dengan demikina perlu adanya program lanjutan dari pemerintah setempat untuk memnguatkan minat berwirausaha ibu-ibu masyarakat dusun Bonten sehingga terciptanya sebuah wadah yang solid yang bisa dimanfaatkan ibu-ibu untuk mengekspresikan potensi diri dan dapat menyelenggarakan kegiatan Formal maupun Non formal untuk menunjang kemajuan dan kesejahteraan anggota dalam wadah tersebut tersebut,

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa permasalahan yang dimiliki oleh penduduk dusun Bonten Maduran Lamongan. Tetapi berdasarkan faktor pendukung yang ada di sana, kami mengambil satu fokus pada permasalahan yang ada, yaitu belum adanya pemberdayaan masyarakat melalui Pelatihan Dasar Kewirausahaan dan Pembuatan Jagung Marning oleh ibu-ibu Fatayat dan Muslimat Dusun Bonten.
Oleh karena itu, perlu dibentuknya kegiatan penunjang pengembangan keilmuan dan pengetahuan yang dapat berjalan sinergi dengan karakter warga dusun Bonten. Sebagai fasilitator kami hanya bisa melakukan pendampingan, pelatihan serta memberikan motivasi bahwa apabila potensi dapat dikembangkan melalui kegiatan di masing-masing Organisasi dan Lembaga. selanjutnya maka akan muncul generasi yang siap terjun di tengah-tengah masyarakat dan menjadi pemimpin yang dapat diharapkan bersama.
Namun karena keterbatasan waktu KKN kami yang hanya satu bulan, maka kami hanya bisa menjadi pembuka jalan. Adapun selanjutnya dapat diteruskan oleh masing-masing lembaga dan Organisasi sesuai dengan format pelaksanaan yang telah kami praktekkan.
Akhirnya demikianlah Laporan Jurnal KKN PAR IAI TABAH 2017  dusun Bonten desa Brumbun kecamatan Maduran kabupaten Lamongan. Kami menyadari, laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik, masukan, arahan, dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan laporan-laporan kami mendatang.
Semoga lewat sederet tulisan ini, bisa memberikan faidah dan manfaat bagi kita semua. Amiin, ya Robbal alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Anggota team KKN PAR Dusun Bonten Desa Brumbun 2017

Hutomo, Mardi Yatno. http://www.bappenas.go.id.

Kamus besar bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/masyarakat.

Noor, Arifin. 1997. Ilmu Sosial Dasar Untuk IAIN Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Salim, Petter Yani. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern englishpres.

Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat. Bandung: Refka Aditama.

Suryodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

0 komentar:

Posting Komentar